Jumat, 17 Juni 2011

Apakah Teknologi Pendidikan itu?

Berikut, adalah definisi teknologi pendidikan/pembelajaran berdasarkan beberapa definisi dari tahun ke tahun sampai yang terkini.

Comission on Instructional Technology, 1970:

A systematic way of designing, implementing, and evaluating the total process of of learning and teaching in terms of specific objectives, based on research in human learning and communication and employing a combination of human and non human resources to bring about more effective instruction.

Suatu cara yang sistematis dalam mendesain, melaksanakan, dan mengevaluasi proses keseluruhan dari belajar dan pembelajaran dalam bentuk tujuan pembelajaran yang spesifik, berdasarkan penelitian dalam teori belajar dan komunikasi pada manusia dan menggunakan kombinasi sumber-sumber belajar dari manusia maupun non-manusia untuk membuat pembelajaran lebih efektif.

Jadi, menrut konsep ini tujuan utama teknologi pembelajaran adalah membuat agar suatu pembelajaran lebih efektif. Bagaimana hal itu dilakukan? Dengan cara mendesain, melaksanakan dan mengevaluasi secara sistematis berdasarkan teori komunikasi dan belajar tentunya, serta memanfaatkan segala sumber baik yang bersifat manusia maupun non-manusia. dengan demikian, sejak tahun 1970an, sudah ada pandangan bahwa manusia (dalam hal ini guru) bukanlah satu-satunya sumber belajar.

AECT (1972):

Educational tehcnology is a field involved in the facilitation of human learning through the systematic identification, development, organization and utilization of full range of learning resources and through the management of these process.

Teknologi pendidikan adalah satu bidang/disiplin dalam memfasilitasi belajar manusia melalui identifikasi, pengembangan, pengeorgnasiasian dan pemanfaatan secara sistematis seluruh sumber belajar dan melalui pengelolaan proses kesemuanya itu.

Serupa tapi tak sama, bukan? Berdasarkan pengertian ini, jelas dikatakan bahwa teknologi pendidikan adalah suatu disiplin ilmu yang memfokuskan diri dalam upaya memfasilitasi belajar pada manusia. Jadi obyek formal teknologi pendidikan menurut pengertian ini adalah bagaimana memfasilitasi belajar. Dengan cara apa? Melalui identifikasi, pengembangan, pengeorgnasiasian dan pemanfaatan secara sistematis seluruh sumber belajar. Disamping itu, melalui pengelolaan yang baik dan tepat terhadap proses daripada pengembangan, pengeorgnasiasian dan pemanfaatan secara sistematis seluruh sumber belajar tersebut.

AECT (1977):

Teknologi Pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana dan organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar manusia.

Ini adalah definisi yang paling “ribet” menurut saya. Tapi, sudah jelas menurut pengertian ini bahwa obyek formal teknologi pendidilkan adalah memecahkan masalah belajar manusia. Dilakukan dengan cara menganalisis maslah terlebih dahulu, baru kemudian melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah tersebut.

AECT (1994):

Teknologi Instruksional adalah teori dan praktek dalam mendesain, mengembangkan, memanfaatkan, mengelola, dan menilai proses-proses maupun sumber-sumber belajar.

Definisi ini lebih operasional dari pada rumusan tahun 1977 yang menurut saya terlalu rumit. Definisi ini menegaskan adanya lima domain (kawasan) teknologi pembelajaran, yaitu kawasan desain, kawasan pengembangan, kawasan pemanfaatan, kawasan pengelolaan, dan kawasan penilaian baik untuk proses maupun sumber belajar. Seorang teknolog pembelajaran bisa saja memfokuskan bidang garapannya dalam salah satu kawasan tersebut.

Tom Cutchall (1999)

Instructional technology is the research in and application of behavioral science and learning theories and the use of a systems approach to analyze, design, develop, implement, evaluate and manage the use of technology to assist in the solving of learning or performance problems. (source: http://www.arches.uga.edu/~cutshall/tomitdef.html)

Definisi menurut Cutchal ini sama seperti definisi AECT 1994. Dia menekankan bahwa teknologi pembelajaran merupakan penelitian dan aplikasi ilmu prilaku dan teori belajar dengan menggunakan pendekatan sistem untuk melakukan analisis, desain, pengembangan, implementasi, evaluasi dan pengelolaan penggunaan teknologi untuk membantu memecahkan masalah belajar dan kinerja. Tujuan utamanya adalah pemanfaatan teknologi (soft-technology maupun hard-technology) untuk membantu memecahkan masalah belajar dan kinerja manusia.

AECT (2004):

Educational technology is the study and ethical practice of facilitating learning and improving performance by creating, using, and managing appropriate technological processes and resources.

Ini adalah definisi terbaru yang menyatakan bahwa teknologi pendidikan adalah studi dan praktek etis dalam upaya memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan cara menciptakan, menggunakan/memanfaatkan, dan mengelola proses dan sumber-sumber teknologi yang tepat. Jelas, tujuan utamanya masih tetap untuk memfasilitasi pembelajaran (agar efektif, efisien dan menarik/joyfull) dan meningkatkan kinerja.

Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa:
• teknologi pembelajaran / teknologi pendidikan adalah suatu disiplin/bidang (field of study)
• istilah teknologi pembelajaran dipakai bergantian dengan istilah teknologi pendidikan
• tujuan utama teknologi pembelajaran adalah (1) untuk memecahkan masalah belajar atau memfasilitasi pembelajaran; dan (2) untuk meningkatkan kinerja;
• dalam mewujudkan tersebut menggunakan pendekatan sistemi (pendekatan yag holistik/komprehensif, bukan pendekatan yang bersifat parsial);
• kawasan teknologi pembelajaran dapat meliputi kegiatan yang berkaitan dengan analisis, desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, implementasi dan evaluasi baik proses-proses maupun sumber-sumber belajar.
• teknologi pembelajaran tidak hanya bergerak di persekolahan tapi juga dalam semua aktifitas manusia (seperti perusahaan, keluarga, organisasi masyarakat, dll) sejauh berkaitan dengan upaya memcahkan masalah belajar dan peningkatan kinerja.
• yang dimaksud dengan teknologi disini adalah teknologi dalam arti yang luas, bukan hanya teknologi fisik (hardtech), tapi juga teknologi lunak (softtech)

Teknologi pendidikan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari

Teknologi pendidikan adalah kajian dan praktik untuk membantu proses belajar dan meningkatkan kinerja dengan membuat, menggunakan, dan mengelola proses dan sumber teknologi yang memadai.[1] Istilah teknologi pendidikan sering dihubungkan dengan teori belajar dan pembelajaran. Bila teori belajar dan pembelajaran mencakup proses dan sistem dalam belajar dan pembelajaran, teknologi pendidikan mencakup sistem lain yang digunakan dalam proses mengembangkan kemampuan manusia.


[sunting] Defenisi Teknologi Pendidikan

  1. systematic way of designing, implementing, and evaluating the total process of of learning and teaching in terms of specific objectives, based on research in human learning and communication and employing a combination of human and non human resources to bring about more effective instruction (Commission on Instructional Technology, 1970)‏
  2. educational technology is a field involved in the facilitation of human learning through the systematic identification, development, organization and utilization of full range of learning resources and through the management of these process (AECT, 1972)‏
  3. instructional technology is the research in and application of behavioral science and learning theories and the use of a systems approach to analyze, design, develop, implement, evaluate and manage the use of technology to assist in the solving of learning or performance problems. The term instructional technology is often used interchangeably with the term educational technology, but instructional technology often has more emphasis on the scientific and systems approach of instructional problem solving while educational technology focuses more on the craft or art of using technology to support learning
  4. a systematic way of designing, implementing and evaluating the total process of learning and teaching in terms of specific objectives, based on research in human learning and communication and employing a combination of human and non-human resources to bring about more effective instruction” (U.S. Commission on Instructional Technology definition).
  5. Educational technology is the study and ethical practice of facilitating learning and improving performance by creating, using, and managing appropriate technological processes and resources (AECT, 2004)‏


Berdasarkan definisi-definisi di atas menurut Ir. Lilik Gani HA, M.Sc.Ph.D [2] dapat disimpulkan bahwa:

  1. Teknologi pendidikan/teknologi pembelajaran adalah suatu disiplin/bidang (field of study)
  2. Tujuan utama teknologi pembelajaran adalah (1) untuk memecahkan masalah belajar atau memfasilitasi pembelajaran; dan (2) untuk meningkatkan kinerja
  3. Teknologi pendidikan/pembelajaran menggunakan pendekatan system (pendekatan yang holistic/komprehensif, bukan pendekatan yang bersifat parsial).
  4. Kawasan teknologi pendidikan dapat meliputi kegiatan analisis, desain, pengembangan, pemanfaatan,pengelolaan, implementasi dan evaluasi baik proses-proses maupun sumber-sumber belajar.
  5. Yang dimaksud dengan teknologi dalam teknologi pendidikan adalah teknologi dalam arti luas, bukan hanya teknologi fisik (hardtech), tapi juga teknologi lunak (softtech)
  6. TP adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana dan organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar manusia


[sunting] Referensi

  1. ^ Richey, R.C. (2008). Reflections on the 2008 AECT Definitions of the Field. TechTrends. 52 24-25
  2. ^ Lilik Gani, Peran Teknologi Pendidikan dalam Meningkatkan Akses, Mutu dan Relevansi Pendidikan di Indonesia. Bandung. Disampaikan pada Seminar Nasional dan Kolokium Teknologi Pendidikan di Bandung (04-05 Desember 2008)
Ilmu Teknologi Pendidikan

Seminar Teknologi InformatikaKami di Pendidikan.Network memang sangat mendukung perkembangan teknologi di bidang pendidikan tetapi kami juga wajib untuk monitor perkembangan teknologi dan cara melaksanakan dari sisi keuntungan dan kemajuan mutu pendidikan secara rialistik dan holistik. Apakah retorika mengenai peran dan pentingnya teknologi pendidikan dalam kegiatan belajar / mengajar sesuai dengan kenyataan dan keadaan di Indonesia?

"Ayo, Mengarah Ke Mutu Pembelajaran Yang Standar Dunia"
(Teknologi Tepat Guna Adalah Solusinya, Bukan Pembelajaran Berbasis-ICT)

ICT adalah Teknologi yang "Paling Tidak Tepat Guna" untuk
Pembelajaran di Sektor Pendidikan Umum

ICT adalah teknologi yang "Paling Tidak Tepat Guna" untuk Pendidikan Umum Yang Bermutu di Indonesia, kan? ICT dapat membunuh kreativitas, sangat terbatas oleh kekurangan infrastruktur, maupun biaya perawatan yang sangat mahal, banyak sekolah tidak dapat merawat sekolah saja, maupun ratusan komputer (puluhan juta secara nasional)....

Kalau menggunkan "Ilmu Teknologi Pendidikan Tepat Guna" (Ilmu Teknologi Pendidikan) komputer jarang dipakai di kelas, dan tidak perlu, sebetulnya (Jarang Tepat Guna).

"Teknologi Tepat Guna (TTG) sudah ada di semua sekolah di Indonesia "Sekarang", dan guru-guru hanya perlu belajar caranya menggunakan TTG secara efektif, dan bersama PAKEM kita dapat mencapaikan Pendidikan Standar Dunia. Maupun Menggunakan Strategi/Metodologi TTG (Yang Berbasis-Pedagogi) Adalah Cara Terbaik Untuk Mengintegrasikan Semua Macam Teknologi Dalam Pendidikan.

Pembelajaran Berbasis-ICT Di Kelas Dapat Sangat Mengancam Perkembangan SDM (Maupun Perkembangan Guru) Yang Kreatif Di Indonesia. Informasi lanjut...

Kalau membaca berita mengenai isu-isu di surat kabar:

Puluhan ribu sekolah dalam keadaan rusak atau ambruk termasuk 70% sekolah di DKI Jakarta, 30.000 Desa Belum Teraliri Listrik, dan 55 juta orang tidak memiliki "akses" terhadap sumber air yang aman (Tiap Hari 5.000 Balita Mati karena Diare) dan Korupsi Terjadi di Semua Level Penyelenggara Pendidikan, dan UN Tidak Ciptakan Proses Belajar Kreatif, dan kita perlu Setop Kurikulum Merugikan Siswa, juga 70% Lulusan SMA Tanpa Keterampilan Cari Kerja, dan Kemampuan Guru Harus Ditingkatkan, dan Ribuan Anak Cacat Usia Sekolah Belum Terlayani, dan Pendidikan Berkualitas Hanya untuk Orang Berduit, dan .........

Jelas, kalau kita ingin membuat program untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia kita harus memastikan bahwa strategi-strategi yang direncanakan menghadapi segala macam hal, dan yang di utamakan adalah kebutuhan dasar untuk mengajar dan situasi yang nyaman dan aman di semua sekolah (termasuk listrik/air).

Dengan rasio: "Sekarang Satu Komputer Untuk 2.000 Siswa" dan "dari jumlah total yang mencapai 200.000 sekolah, sekitar 182.500 sekolah tingkat SD, SMP, dan SMA se-Indonesia belum terakses internet", jelas TIK bukan solusinya sekarang, kan?

Komputer-komputer yang ada di sekolah-sekolah umum belum cukup untuk belajar ilmu Teknologi Informasi Komunikasi (TIK), apa lagi menggunakan TIK untuk belajar.

"Internet Belum Dimanfaatkan Secara Positif Oleh Pelajar"
(Prof. DR. Nurtain)

"PADANG--MI: Pakar pendidikan dari Universitas Negeri Padang (UNP), Prof. DR. Nurtain mengatakan kini banyak pelajar dan mahasiswa yang tidak memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi internet untuk hal-hal positif namun lebih cenderung hanya untuk menghabiskan waktu dan hal yang tidak bermanfaat."

Prof. DR. Nurtain - Salut
Semoga kita dapat mulai menggunakan anggaran pendidikan kita untuk hal yang penting, seperti melatih guru-guru di lapangan mengenai caranya menggunakan "Teknologi Yang Tepat Guna"

Kelihatannya kita sudah mulai sadar!
Internet Masuk Sekolah - Mengapa?



(Teknologi Berbsis Ilmu Teknologi Pendidikan)
"Perkembangan Keilmuan Teknologi Pendidikan Sesuai Arah Pembangunan Pendidikan"
(Apakah Ada Arah Pembangunan Pendidikan?)


"Ketidakmerataan Pendidikan Sudah Cukup Sering Dibicarakan"
(Solusinya? hm... tell me how sir?)


"1 Komputer Untuk Satu Siswa, Atau Berapa Rasio Yang Terbaik?"
(Apakah Ini Hanya Pertanyaan Akademik?)

Kapan Kita Akan Mempunyai "1 Komputer Untuk Satu Siswa"?


"Pembelajaran Yang Standar Dunia"
(TTG & PAKEM)


"Kita Kan Tetap Harus Berusaha Untuk Mengikuti Perkembangan Dunia"
(Web-Based Learning)


"Skype di kelas bahasa Inggris?"
(Skype & Pembelajaran)


"Teknologi Pendidikan Tepat Guna :: Jaman Kini! "
(Ayo! Menggunakan "Appropriate Technology")


"E-Learning, Si TPers dan Peran Teknologi Pendidikan"
(Tangan Kiri Vs Tangan Kanan)


"Programmed learning, Kreativitas, Inovasi, dan E-Learning"
(E-Learning Dapat Membunuh Kreativitas!)


"Mobile E-Learning Will Go Away" : M-Learning?
(Apa Peran M-Learning : Analysis Roger Schank)


"Is the role of high-tech in learning significant?"
(Enquiry from our Facebook group)


"E-Book Sering Disebut Sebagai Alat Bantu"
(Mengapa kita selalu mencari solusi yang sulit?)


"Video Pendidikan Gratis Buat Para Pendidik Di Seluruh Indonesia!"
(Aduh - Televisi Di Kelas Lagi?)


"Perbedaan Pendidikan Ilmu Komputer dengan Pendidikan Guru TIK"
(Re: R Indra Firmansyah)


"Kuliah Bersama di Widya Telewicara"
(Teleconferencing : Aduh - Teknologi Lagi)


"Apakah Kebijakan terhadap TIK (ICT) di Sekolah Mengancam
Perkembangan Pendidikan?"
(Wooo..... Na ini betul bahaya!)


"Appropriate Technology For Sustainable National Education Development"
(Konsep-Konsep Untuk Pentaloka Nasional)


"Learning and the Changing Needs of The 21st Century"
(North Central Regional Education Laboratory)


"Mengaktifkan Siswa Dalam Belajar :: Pembelajaran Aktif"
(Terjemahan - Akhmad Sudrajat 3 April 2010)


"Teknologi Pendidikan Untuk Masa Kini / Masa Depan"
(Ilmuwan Teknologi Pendidikan Profesional)


'Menyanyi "Membela Yang Benar" Untuk Teknologi Pendidikan'
(Kita Harus Berjuang.....)


"14 Tips Menggunakan Internet Secara Cerdas"
(Pak Heru Sutadi)


"Apakah Teknologi Pendidikan Adalah Solusinya?"

"Dunia Pendidikan Terhadap Gagasan Kewirausahaan"

Membahas Isu-Isu Teknologi Pendidikan Di Facebook Kami

Bagaimana dengan mutu pendidikan di negara-negara yang sudah memiliki fasilitas teknologi pendidikan canggih? Misalnya; Australia dan U.S.A.

"Much of the recent media attention on higher education has focused on allegations about the declining quality of the educational experience, including claims of ‘soft-marking’, declining academic standards and the ‘dumbing down’ of courses" (Department of Education, Australia).

"Australia needs nothing less than a revolution in education - a substantial and sustained increase in the quantity of our investment, and the quality of our education," Mr Rudd says in the paper. "This is required at every level of education from early childhood to mature age." (The Australian, January 23, 2007).

"The Declining Quality of Mathematics Education in the US" (Jedidiah Jan 26 08 2007) "Mathematics education seems to be very subject to passing trends - surprisingly more so than many other subjects. The most notorious are, of course, the rise of New Math in the 60s and 70s, and the corresponding backlash against it in the late 70s and 80s. It turns out that mathematics education, at least in the US, is now subject to a new trend, and it doesn't appear to be a good one."

"A study released Thursday (December 16, 2005) by the U.S. Department of Education shows that only 25% of college graduates were “proficiently literate,” that is, “using printed and written information to function in society, to achieve one’s goals, and to develop one’s knowledge and potential.” The results show a dramatic decline from 1992, the last year surveyed prior to this study. “This seems like another piece of hard evidence, a fairly clear indication, that the ‘value added’ that higher education gave to students didn’t improve, and maybe declined, over this period,” said Charles Miller, the former University of Texas regent who is heading the U.S. education secretary’s Commission on the Future of Higher Education." (Fighting Stupidity)

Kalau mutu pendidikan di negara maju dapat menurun walapun teknologi yang digunakan di bidang pendidikan sudah canggih sekali, mengapa Indonesia dapat percaya bahwa solusi pendidikan adalah teknologi pendidikan canggih? Tidak masuk akal kan?

Teknologi dapat digunakan, tetapi hanya akan betul bermanfaat setelah Ilmu Teknologi Pendidikan dan cara menggunakan teknologi di bidang pendidikan sudah dipaham oleh manajemen pendidikan kita maupun guru.

Beberapa Isu Penting:

  • How did the brilliant minds who created the technologies learn?
  • Who are the real driving forces behind education technology?
  • Education Technology is Big Business! How significant should the roles of Marketers and Technologists be in Learning Institution decision making?
  • What would be the future of Education Technology Departments in universities if we decided tomorrow that the contribution from education technology was not significant?
  • Where can we find unbiased information?
  • Are students really learning more effectively? Evidence?
  • Every time we teach we need to ask do we need education technology?

Kalau anda berharap bahwa e-Learning adalah solusinya untuk meningkatkan mutu pendidikan umum di Indonesia sekarang ini - sebaiknya berpikir lagi!
Pembelajaran di kelas yang bermutu di sekolah adalah solusi utama!

Perspektif Efektivitas Sekolah

"Sepertinya anda anti teknologi untuk pendidikan ya?"

Implementasi teknologi di bidang pendidikan perlu diintegrasikan ke dalam perencanaan (master plan) terhadap semua aspek pengembangan pendidikan secara seimbang (bukan secara proyek). Sering pengumuman yang muncul di media mengenai teknologi di arena pendidikan kelihatannya kurang menilaikan penelitian dan pengalaman di dunia pendidikan. Kasus-kasus teknologi dan pendidikan tertentu kelihatannya juga diankat sebagai solusi umum.

Memang kita wajib untuk mencari solusi yang kreatif, tetapi kita juga wajib untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang ada di dunia supaya kita tidak hanya mengulangkan kegagalan negara lain.

Kita Sangat Perlu Penelitian

Warnet

Apakah, karena makin banyak siswa-siswi sekarang main Internet di warnet daripada menggunakan waktunya di rumah untuk mengulang pelajaran dari sekolah dan mengerjakan PRnya ini sebagai salah satu sebabnya hasil dari Ujian Nasional (UN) kelihatannya menjadi lebih buruk?
Kita perlu tahu!


Teknologi pendidikan, misalnya; Whiteboard-Elektronik, OHP, Video, Televisi, e-Learning, Internet, dll, selalu mutu akhirnya 100% tergantung mutu content dan proses pengajaran. Teknologi sendiri hanya sebagai medium. Kalau berhasil atau gagal tergantung content dan proses pengajaran, bukan teknologinya.

Sebaiknya pemerintah tetap fokus untuk meningkatkan hal-hal mutu pendidikan di sekolah. Masih banyak masalah yang sangat dasar di tingkat sekolah.

Pendidikan Berbasis-Guru yang Mampu dan Sejahtera, di Sekolah yang Bermutu, dengan Kurikulum yang Sesuai dengan Kebutuhan Siswa-Siswi dan "Well Balanced" (seimbang, dengan banyak macam keterampilan termasuk teknologi), yang Diimplementasikan secara PAKEM adalah solusi utama untuk menyiapkan anak-anak kita untuk menghadapi tantangan-tantangan masa depan.

Ayo Pak MenDikNas, Mari kita berjuang bersama untuk meningkatkan semua aspek pendidikan supaya menjaminkan pendidikan yang bermutu untuk semua...

Anggaran Pendidikan 20% - Bersih Tanpa Korupsi dan MarkUp ... Mohon perhatian isu-isu di lapangan!

"Bambang Sudibyo menambahkan, adanya fasilitas ICT akan mampu memperbaiki akses pendidikan yang bermutu, yang selama ini sulit diakses oleh mereka yang bermukim di kawasan terpencil." (ANTARA News).

Maaf Pak, maksudnya "akses pendidikan yang bermutu" yang mana, di mana? Mohon memberi tahu Pak!

Kami sedang mencari sumber-sumber bahan pelajaran dan bahan pengajaran di Internet untuk anak-anak dan guru. Mohon mengirim link-link ke DataBase Kami di bagian "Situs Bahan Pelajaran" atau "Situs Bahan Pengajaran"

Webmaster .

Saran / Informasi Anda

Tujuan Teknologi PendidikanApa Itu Ilmu Teknologi PendidikanIsu-Isu Teknologi PendidikanLink-Link Teknologi Pendidikan
Isu-Isu Paling Penting terhadap KBM di Indonesia

Televisi Pendidikan
Keadaan di Indonesia

Membaca Saran Anda

Informasi Beasiswa Beasiswa
Beasiswa2 / Scholarships


Mencari Data & Informasi Pendidikan


Mendaftar Bisnis Anda Di Sini Gratis - Klik

Database Teknologi Indonesia

Bantuan Bahasa untuk Website

CyberDesa
Direktori WarNet
& Teknologi Gratis
Teknologi & Kemiskinan
Telecenter Website
Teknologi & Kemiskinan

eGroup Diskusi TeleCentre eGroup Warung Internet

Pendidikan Network
F.A.Q.


Dibuat 3 September, 2008
Copyright © 2008-2011

Tuesday, April 20, 2010

What is Cooperative Learning?

According to the University of Tennessee at Chattanooga (1998), "cooperative learning is a generic term for various small group interactive instructional procedures.” This learning concept allows small groups of students to work together to help themselves and their teammates to learn. Students may also be assigned to a group to work on long-term classroom goals. These groups are called base groups. "Base groups are cooperative groups that last the entire semester or school year; they provide a means through which students can clarify assignments for one another, help one another with class notes, and provide one another with a general sense of support and belonging in the classroom" (Ormrod, 2004, p. 413). Students work together on common tasks or learning activities that are best handled through group work. These are characteristics of cooperative learning:
  • Students work together in small groups containing two to five members.
  • Students are positively interdependent.
  • Activities are structured so that students need each other to accomplish their common tasks or learning activities.
  • Students are individually accountable or responsible for their work or learning (University of Tennessee at Chattanooga, 1998).
Cooperative learning groups can consist of two to five students, but groups of three to four are also effective. Classes can be divided up into several groups. The groups should contain high achievers and low achievers. These common features enhance the effectiveness of cooperative learning groups:

  • Students work in small, teacher-assigned groups.

  • Groups have one or more common goal toward which to work.

  • Students are given clear guidelines about how to behave.

  • Group members depend on one another for their success.

  • A structure is provided to encourage productive learning behaviors.

  • The teacher serves primarily as a resource and monitor.

  • Students are individually accountable for their achievement.

  • Students are rewarded for group success.

  • At the completion of an activity, each group evaluates its effectiveness (Ormrod, 2004, p. 414-15).
Importance of Cooperative Learning


When activities are designed and structured appropriately, cooperative learning can be very effective. According to Ormrod (2004), “students of all ability levels show higher academic achievement; females, members of minority groups, and students at risk for academic failure are especially likely to show increased achievement” (p. 417). This learning concept can promote advanced level of thinking skills:
  • Students essentially think aloud.

  • Students are able model various learning and problem solving strategies for one another.

  • Students are able to develop a greater metacognitive awareness as a result.
Usage and Applications



Cooperative learning allows the teacher to actively involve students in discovering knowledge through a new learning process. The learning process takes place through dialogue among the students. Dialogue can be achieved through formulated questions, discussions, explanations, debates, writings, and brainstorming during class (Institute for Dynamic Educational Advancement (IDEA), 2010). Projects that require a wide range of talents and skills can be assigned to each group member, contributing to the group’s overall success (Ormrod, 2004, p. 417). Assigning different roles to different students and providing scripts for interaction is another application of cooperative learning.


Advantages / Disadvantages
There are many advantages to cooperative learning. According to Ormrod (2004), "Students have a higher self-efficacy about their chances of being successful, express more intrinsic motivation to learn school subject matter, participate more actively in classroom activities, and exhibit more self-regulated learning" (p. 417). This allows students to engage in prosocial behaviors, perspectives of others, divide task equally, resolve interpersonal conflicts, and provide encouragement and support to each other. Students will have an increased number of friendships with racial groups, ethnic groups, and persons with disabilities. Cooperative learning concepts provide an array of learning tasks and are preferred over competitive and individualized learning. A number of schools are adopting this style of classroom learning. Cooperative learning concept is effective and allows students to tutor each other on information being studied (North Central Regional Education Laboratory, 2004).
Disadvantages of cooperative learning are that “students may sometimes be more interested in achieving a group reward with the least possible effort and so will focus more on getting the “right” answer than on ensuring that all group members understand the subject matter being studied” (Ormrod, 2004, p. 417). If one student does more talking and work, that student has the tendency to learn more than the others in the group. If incorrect information, strategies, or methods are suggested by one student, then the whole group is at risk. It is important for the teacher to follow the group’s discussions and lesson plans. The teacher should provide structure and guidance to promote the utmost learning and achievement possibilities (Ormrod, 2004).



Theories That Incorporate Cooperative Learning and the Authors of the Theories


According to Ormrod (2004), “from a behaviorist of point view, rewards for groups success are consistent with the operant conditioning notion of a group contingency” (p. 413). Behaviorist learning is the permanent change in behavior due to experience and results in an external change that can be observed. B. F. Skinner created the idea of operant conditioning in 1938, but views evolved when he died in 1990. The following are examples of how these ideas evolved:
  • Behavior is better understood by looking at a larger context and longer time frame than has traditionally been the case.
  • Operant conditioning involves cognition as well as behavior.
  • Operant and classical conditioning, taken together, do not completely determine the behaviors that an organism will exhibit on any given occasion.
  • Just as reinforcement increases the frequency of a response, punishment can be an effective means of decreasing a response (Ormrod, 2004, p. 73-4).
Operant conditioning involves reinforcement that results in a behavioral change that is based on the consequences that follow the behavior. In cooperative learning, a student and the group learn because they are rewarded by information learned and the information they provided to the rest of the group (College of Saint Benedict Saint John’s University, 2009).
The social cognitive theorist point of view suggests that students are able to perform tasks with greater self-efficacy when they know they are helping other group members. Cognitive learning is when mental association permanently changes due to the experiences and results in an internal change which can not be observed. Alberta Bandura evolved behaviorism and cognitive theories. Social learning emphasizes the beliefs, attitudes, and behaviors. Self-regulation is incorporated in this theory, and its ability to maintain one’s own behavior with internalized standards (College of Saint Benedict Saint John’s University, 2009). In cooperative learning, the teacher would provide the stimulus for the group to promote self- instruction, self-motivation, self-reinforcement, and self-imposed stimulus control.
The contemporary cognitivist point of view suggests “students who collaborate on a learning task create scaffolding for one another’s efforts and may co-construct more sophisticated ideas and strategies than any single group member might be able to construct alone” (Ormrod, 2004, p. 413).

References

College of Saint Benedict Saint John’s University (2009). Program goal II: Student learning. Retrieved April
18, 2010, from http://www1.csbsju.edu/EDUCATion/knowledgebase/knowledgebaseii.htm

Ormrod, J. E. (2004). Human learning. (4th ed.). Upper Saddle River, NJ: Pearson Prentice Hall.

Institute for Dynamic Education Advancement (2010). Cooperative learning: Actively engaging students
work in collaboration. Retrieved April 15, 2010, from http://www.idea.org/page112.html

North Central Regional Educational Laboratory (2004). Cooperative Learning. Retrieved April 12, 2010,
from http://www.ncrel.org/sdrs/areas/issues/students/learning/lr1coop.htm

The University of Tennessee at Chattanooga (1998). Cooperative Learning. Retrieved April 12, 2010, from
http://www.utc.edu/Administration/WalkerTeachingResourceCenter/FacultyDevelopment/CooperativeLearning/

Cooperative Learning Strategies (Slavin, 1990)

Cooperative Learning Visual Concept Diagram

Cooperative Learning Visual Concept Diagram

Description

Cooperative learning can be described as means of providing opportunities for pupils to work together as a team in accomplishing a set of given objectives. It is collaborative in nature and focuses on individual accountability to team success. A major benefit of cooperative learning includes the nurturance and development of social interaction skills.

Principles of Project-based Learning

Cooperative learning as a teaching strategy relies on the following:

  • Pupils are assigned to small groups or teams (ideally no more than 4 members in a group),
  • Teams are comprised of pupils of different ability levels.
  • The immediate intention is that each member of the "team" accepts the responsibility to achieve the goal(s) of instruction while helping any teammates who need assistance. Tasks or activities that are assigned can vary in nature depending on the grade level. The ultimate goal is to promote positive relationships and mutual respect among teammates, to foster accountability (both individual and group), and to provide a venue for problem solving as a team.

The more popular strategies used in cooperative learning include:

> Group Investigation

> STAD (Student Teams-Achievement Divisions)

> Jigsaw II

Procedures

  1. Assign groups according to different ability levels or backgrounds keeping each team as diverse as possible.
  2. Choose a cooperative learning strategy that the team will use to complete the task.
  3. Assign a task to be completed defining the parameters and clearly identifying the goals.
  4. Provide assistance when needed.
  5. Provide an evaluation checklist with points to determine progress in achieving team goals.
  6. Provide an opportunity for the team to share results of teamwork.